Penerapan Work-Life Balance Jadi Isu yang Dibawa Indonesia dalam Pertemuan Tingkat Tinggi ASEAN
Bandar Seri Begawan – Humas BKN, Isu mengenai keseimbangan kerja dan kehidupan (work-life balance and well-being) dalam konteks manajemen ASN menjadi fokus yang diangkat Indonesia melalui Badan Kepegawaian Negara (BKN) dalam Pertemuan Tingkat Tinggi ASEAN Cooperation on Civil Service Matters (ACCSM) ke-22 dan ASEAN Plus Three Cooperation on Civil Service Matters ke-7 (The Heads of Civil Service Meeting for the 7th ACCSM+3). Perhelatan pertemuan ini sendiri digelar oleh Pemerintah Brunei Darussalam selaku tuan rumah forum ACCSM tahun ini, Senin s.d Rabu (05-07/8/2024) berlokasi di Hotel Empire, Bandar Seri Begawan.
Pada forum pertemuan para pimpinan tinggi di bidang manajemen ASN se-ASEAN tersebut, Plt. Kepala BKN, Haryomo Dwi Putranto selaku Ketua Delegasi mewakili Indonesia, menyinggung pentingnya keseimbangan kerja dan kehidupan bagi pekerja sektor publik dalam hal ini ASN. “Indonesia menekankan bahwa implementasi prinsip keseimbangan kerja dan kehidupan bagi ASN ini tetap harus berada dalam koridor pertimbangan kapasitas nasional, adat-istiadat tradisional, dan norma yang berlaku di setiap negara ASEAN. Implementasi ini juga harus tegak lurus dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals, SDGs,” imbuhnya.
Dalam tataran penerapan gagasan program ini, Haryomo menguraikan ada beberapa program kerja yang bisa diterapkan. Di antaranya pengembangan program pelatihan bagi ASN tentang literasi kesehatan mental; penerapan kerja jarak jauh dan pengaturan jam kerja yang fleksibel; pembuatan kebijakan pembatasan lembur; mendorong cuti tahunan untuk mencegah kelelahan; dan meningkatkan kesejahteraan ASN. Ia juga mendorong negara ASEAN untuk mendukung penerapan program keseimbangan kerja bagi ASN ini.
Di samping itu, Haryomo juga menegaskan dukungan Indonesia terhadap Rencana Kerja ACCSM+3 periode 2026-2030. “Indonesia menggarisbawahi beberapa bidang kerja sama yang dapat meningkatkan kolaborasi lebih lanjut dengan Negara ASEAN+3, yakni Pertama, kerja sama dalam pembangunan kapasitas kelembagaan dalam pemerintahan digital atau digital government, termasuk AI dan administrasi kepegawaian; dan Kedua, kerja sama peningkatan kompetensi pegawai dalam good governance dan praktik etika di sektor layanan publik.
Selain Indonesia, perhelatan tahunan ini juga dihadiri sejumlah negara delegasi, di antaranya Tiongkok, Kamboja, Jepang, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Korea Selatan, Singapura, Thailand, Vietnam, Timor-Leste, dan negara tuan rumah – Brunei Darussalam.
Penulis: app
Foto: app
Editor: des