BKN Sampaikan Tantangan Birokrasi Indonesia pada Simposium Internasional di Tokyo
Tokyo-Humas BKN, Analis Kebijakan Utama Badan Kepegawaian Negara Bima Haria Wibisana mewakili Indonesia menghadiri Simposium Internasional Masa Depan Pelayanan Sipil di Tokyo pada Rabu (27/9/2023). Simposium ini juga diikuti oleh 12 (dua belas) negara lainnya yaitu Brunei Darussalam, Cambodia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, China, Korea Selatan, dan Australia. Simposium ini bertujuan untuk berbagi pengalaman masing-masing negara untuk memperdalam pemahaman tentang bagaimana sistem pelayanan sipil dapat beradaptasi terhadap berbagai tantangan yang dihadapi dalam pelayanan sipil dan meningkatkan keahlian yang dapat diterapkan untuk pembuatan kebijakan di masa depan.
Dalam paparannya, Bima menyampaikan terdapat beberapa faktor yang memperkuat karakter Pegawai Negeri Sipil (PNS) yakni nasionalisme, integritas, perspektif global, implementasi core value Berakhlak, relasi, literasi digital, bahasa asing, serta memiliki jiwa kreatif dan inovatif. “Saat ini pemerintah Indonesia berupaya meningkatkan proses bisnis instansi dan kapasitas sumber daya manusia (PNS). Hal ini dikarenakan pemerintah Indonesia berupaya untuk meninggalkan sistem hierarki yang sudah tidak cocok dengan sistem digital. Model manajemen talenta yang semula konvensional diubah menggunakan artificial intelligence guna mengakomodir 4,5 juta PNS Indonesia,” ujar Bima.
Lebih lanjut Bima menjelaskan tantangan birokrasi di Indonesia meliputi 4 (empat) aspek yakni peraturan yang sering berubah, perbedaan persepsi tentang manajemen talenta, urgensi pengelolaan talenta belum menjadi prioritas di hampir semua lembaga pemerintah dan terdapat konflik kepentingan dalam proses pengangkatan atau pengisian posisi.
Penulis: Ratna